Perusahaan Lokal Rasa Internasional

Beny Maulana Achsan
4 min readOct 1, 2020

--

Selamat pagi Paragoinan. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga dalam keadaan sehat selalu yaa. Aamiiin..

Nah, pada artikel ini, aku ingin berbagi pengalaman tentang gimana sih kerja di perusahaan lokal rasa internasional. Yupss, betul sekali. Aku sekarang bekerja di PT Paragon Technology and Innovation, tepatnya di direktorat Information Technology.

Part I: Nyasar

Flashback sekilas, jadi aku adalah alumni Fisika Teknik ITB angkatan 2015. Nah, kok masuk ke IT? Gimana ceritanya?? Ceritanya panjang hehe. Mungkin aku coba mempersingkatnya.

Tepat di Februari 2019, ada lowongan kerja di Paragon. Kebetulan waktu itu aku lagi mengerjakan TA dan udah kepikiran setelah kuliah langsung kerja. Didorong rasa keinginanku untuk mendapatkan pekerjaan sebelum lulus, maka aku coba daftar ke Paragon. Pada saat itu aku pilih divisi Manufacturing Excellence. Tahap 1,2, dan 3 terlewati. Dan tibalah tahap wawancara psikolog. Di tahap ini, jujur aku grogi bangettt. Karena baru pertama kali wawancara kerja. Aku masuk ruangan dan di dalam sudah ada psikolog yang duduk di kursi. Aku dipersilahkan duduk dan tau ngga teman-teman? Jarak aku sama psikolog hanya 30 cm (ini sebelum corona ya, jadi aman) tanpa adanya meja. Omggg…

Psikolog: Beny Maulana Achsan. Panggilannya siapa?

Saya: Beny, Bu.

Psikolog: ##$$%%^^&&** (sensor)

Saya: **&&^^%%$$## (sensor)

…………………. (30 minutes later)

Psikolog: Kira kira di bulan Maret, weekend kosong Ben?

Saya: Biasanya kosong Bu, paling saya ada jadwal ngajar di hari Sabtu pagi.

Psikolog: Oke. Nanti siap-siap ke Jakarta yaa.

Saya: (dengan spontan aku jawab) Siap, Bu.

Tak berselang lama, aku keluar ruangan interview dan menstater motor bututku untuk kembali ke kosan.

Di sepanjang jalan Ir. H. Juanda (Dago), aku merenungi perkataan terakhir dari psikolog tersebut. Ahh, lupakan.. besok ada presentasi progres TA. Draft harus dipersiapkan.

Sebulan kemudian…

kringg.. (You have unread messages)

Betapa kaget, ada pesan masuk dari PARAGON. Saat ku buka:

“Paragon Mengundang Sdr Interview Akhir pd 9/3/2019 jam 10.30 di *********. Konfirmasi hadir ke *********. Membawa CV Lengkap.”

Tibalah tanggal 9 Maret 2019. Aku masuk ke ruangan yang di dalamnya sudah ada 9 orang duduk di kursi yang membentuk huruf U. Aku dipersilahkan duduk. Ingat ngga teman-teman? Jadi diawal tadi aku sempat mention, jujur aku sangat grogi saat wawancara dengan psikolog. Tapi, entah kenapa saat aku duduk di tengah tengah para direksi Paragon, rasa grogi ku sama sekali tidak ada. Padahal di situ ada psikolog juga. Bahkan aku sangat menikmati setiap pertanyaan yang mereka ajukan.

Akhirnya, sebulan kemudian keluar pengumuman bahwa aku diterima di Paragon di direktorat Information Services. Lho, kok bisa? Kan aku daftarnya Manufacturing Excellence kemarin. Nah jadi gini teman teman, spoiler sedikit saat wawancara, jadi aku itu ditanya, ‘kamu mau ke IS?’. Aku jawab dengan pertanyaan, IS itu apa yaa Bu? IS itu Information Services. Ohh iyaa Bu (dalam bayanganku, IS itu seperti bagian yang melayani keluhan pelanggan, angkat telpon masuk, dls gituu). Ternyataaa, bukan hanya itu. Jadi, IS itu adalah direktorat yang mensupport bisnis dari hulu hingga hilir dengan memanfaatkan teknologi tepat guna (istilah kerennya end to end solution). Aku bilang jujur saat itu bahwa aku mau ke IS, karena kebetulan TA ku tentang Machine Learning. Disisi lain, aku juga mengakui bahwa jika dibandingkan dengan anak IF (Informatika), aku jauh tertinggal. Namun jika diberi kesempatan, aku optimis bisa akselerasi.

Singkat cerita, aku sudah di Information Services (per 1 Oktober 2019 berubah menjadi Information Technology). So, gimana keberlanjutan cerita ku saat di Paragon? Stay tune di link ini yaa teman-teman. Soon akan aku update keberlanjutannya.

Part II: Setahun di Sini

Perjalanan panjang baru dimulai. Diawali dengan Induction selama dua minggu lalu dilanjutkan OJT (On Job Training) selama 2 minggu dan akhirnya aku masuk ke direktorat IT divisi Data and Applied Intelligence.

Adaptasi dengan IT bagiku cukup menantang karena memang background pendidikanku adalah Teknik Fisika. Kurang lebih 6 bulan di sini, aku merasa seperti kuliah lagi. Belajar hal baru dengan learning agility yang tinggi dan perubahan yang sangat dinamis, membuatku semakin tertantang. Setiap ada problem baru, pastinya aku harus belajar untuk mengenali problem itu, apa penyebab masalah itu muncul dan bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

Banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan selama setahun di sini. Mulai dari ikut beberapa project, CSR, ekstrakurikuler, dan olahraga. Disisi lain, Paragon juga menyediakan fasilitas-fasilitas untuk penunjang pengembangan diri karyawannya dengan mengadakan Innovation Day, Tech Talk, Cross Learning, Kelas Menulis, hingga kegiatan spiritual seperti Pengajian Mingguan, Bulanan, dan Mabit. Yang mana itu semua sesuai dengan visi Paragon yaitu:

“Menjadi perusahaan yang berkomitmen untuk memiliki pengelolaan terbaik dan berkembang terus menerus dengan bersama-sama menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin melalui produk berkualitas yang memberikan manfaat bagi Paragonian, Mitra, Masyarakat, dan Lingkungan.”

Itulah sepenggal cerita setahunku bersama Paragon. Bagaimana denganmu?

#Paragonian350Stories

#IamParagonian

#PenggerakKebaikan

--

--

No responses yet